Ceritanya tentang konflik antara seorang ayah yang tidak tahu cara mengendarai sepeda dan putranya yang ingin belajar mengendarai sepeda sehingga menghasilkan perjalanan emosional yang menyenangkan. Maari, seorang anak laki-laki pra-remaja berusia 12 tahun yang memercayai sepeda mengubah hidupnya secara terbalik ketika desa tersebut melihat toko persewaan sepeda pertamanya. Kebetulan ayahnya diejek warga desa karena tidak pandai naik sepeda. Tidak diberi uang untuk menyewa sepeda, dan secara sembunyi-sembunyi didukung oleh ibunya yang memanjakan untuk melanjutkan pembelajarannya, Maari mendapatkan uang dan sebagai imbalannya memiliki sepeda untuk belajar bersepeda. Perjalanan belajar dimulai, dan sesi bersepeda satu jam itu berubah menjadi satu hari, penuh dengan acara menarik dan pertemuan dengan orang asing. Hingga ditembok oleh ayah Maari. Suatu hari ini menjembatani kesenjangan antara ayah dan anak. Realisasinya berkembang.